Rabu, 20 Agustus 2014

MEMBUAT KOMPOS SKALA RUMAH TANGGA

Membuat Kompos Skala Rumah Tangga

Sampah merupakan masalah yang belum terselesaikan di lingkungan Perkotaan maupun di Pedesaan. Tidak hanya di Kota - kota besar saja, bahkan di Kota - kota kecil saja sudah terlihat tumpukan sampah yang menggunung dan menjadi permasalahan setempat. Sedangkan di Pedesaan  sampah tidak begitu menjadi permasalahan karena begitu mudahnya menyingkirkannya cukup di buang di belakang rumah saja selesai, namun tentu tidak bijaksana bila budaya tersebut terus dipertahankan. Artikel ini bukan untuk menjawab permasalahan tersebut pun bukan pula sebagai langkah / solusi penangan sampah secara luas. Pemanfaatan lahan - lahan sela untuk pertanian mandiri di sekeliling kita mutlak membutuhkan banyak kompos sebagaimana makanan dari tanaman yang dibudidayakan. Berikut ini salah satu upaya penyediaan kompos secara mandiri dengan memanfaatkan sampah - sampah organik di lingkungan kita. Klasifikasi pengomposan berdasarkan ketersediaan oksigen yang diperlukan pada proses pembuatannya dapat dikelompokan menjadi aerobik ( bila dalam adanya oksigen ). Pengomposan aerobik lebih banyak dipilih karena tidak menimbulkan bau, waktu pengomposan lebih cepat, serta temperatur proses pembuatannya tinggi sehingga dapat membunuh bakteri patogen dan telur cacing sehingga kompos yang dihasilkan lebih higienis. Lingkup pengomposan yang paling kecil dapat dimulai dari skala Rumah Tangga. Pengomposan skala Rrumah Tangga maupun skala lingkungan dapat dulakukan dengan menggunakan metode tanam di tanah, metode keranjang takakura dan metode komposter sederhana dalam gentong atau drum plastik.

A. Metode Keranjang
  1. Alat
  • Keranjang Plastik
  • Jarum Jahit Ukuran Nilon
  • Benang Nilon 1 Roll
  • Jaring / Waring / Sak Bekas Kantong Bawah Putih
  • Kertas Kardus Secukupnya
  • Gunting
  • Termometer
  • Kain Berpori - pori Lebar ( dapat menutup keranjang atas )
  • Sprayer tangan 
 




2. Bahan
  • Sekam padi secukupnya
  • Kompos jadi
  • Blotong ( ampas tebu ) atau molasses ( tetes ) secukupnya
  • Bahan - bahan organik yang mau dikomposkan ( sayuran yang tidak masak, sayur basi, nasi basi )
  • Manutta bawah
  • Malessas ( tetes tebu ) 
  • Air
3. Cara membuat
  • Buatlah bantal dari sekam seukuruan alas dan bagian atas keranjang dengan menggunakan jaring / waring / karung bawang putih dengan ketebalan +- 2s/d 3 cm.
  • Siapkan larutan Manutta ( 2 tutup Manutta bawah + 1 liter air + 50 cc molasses - berlaku kelipatannya ).
  • Campurkan kompos jadi, ampas tebu ( manakala ada ) dan bahan - bahan organik yng telah dicacah halus ( dengan perbandingan 1:1:1 ) dan basahi dengan larutan Manutta sambil diaduk hingga rata.
  • Lapisi bagian dalam keranjang dengan kertas kardus ( tidak untuk bagian bawah keranjang, cukup sisi samping dalam ) masukkan bantal sekam pada bagian bawah keranjang basahi dengan larutan Manutta.
  • Masukan campuran kompos dan bahan organik kedalam keranjang, padatkan dengan di tekan lalu di tutup dengan bantal sekam lalu tutup dengan kain agar lalat tidak dapa masuk kedalam media komposing, baru ditutup kembali dengan penutup keranjang.
  • Untuk setiap hari cukup dengan memasukkan bahan organik ( sampah dapur saja ) lalu di semprot dengan larutan Manutta, tutup kembali dengan bantal sekam, kain dan tutup keranjang itu sendiri, dilakukan berulang sampai penuh.
  • Ketika keranjang sudah penuh maka keranjang didiamkan selama 2 minggu ( 15 hari ), maka kompos sudah dapat di panen.
  • Selama proses suhu kompos dijaga dalam suhu ideal +- 60 drajat C jangan kering namun tidak boleh terlalu basah.
  • Manakala kompos sebelum dibutuhkan, maka dapat disimpan dalam karung taruh di tempat yang sejuk dan terhindar dari panas dan hujan.
  • Untuk membuat kompos kembali, ambil sebagian dari kompos yang sudah jadi untuk menjadi starter dan lakukan langkah diatas kembali.
Catatan : 
  • Pilih kain berpori - pori yang awet ( kain penyaring tahu ) agar tidak menggur espirasi.
  • Sebaiknya sampah organik yang dimasukkan masih segar, jangan lebih dari satu hari bahkan telah berjamur.
  • Sampah organik yang dimasukkan sebaiknya dalam keadaan potongan kecil - kecil.
B. Metode Lobang Tanah

1. Alat
  • Pacul
  • Naungan ( gubukan untuk menghindarkan dari panas matahari langsung dan hujan )
  • Bambu secukupnya
  • Sak / karung bawang putih
  •  Karung



2. Bahan
  • Pupuk kandang
  • Limbah / sampah organik ( daun - daunan, limbah dapur )
  • Sekam
  • Manutta Bawah
  • Molasses
  • Air
3. Cara Membuat
  • Buat lobangan +- 1 m/segi, tanah galian dapat dipergunakan untuk tanggul disekeliling lobang juga dapat digunakan sebagai media tanam.
  • Potong dan belah bambu untuk alas lobang, sebagian lagi dipakai untuk sirkulasi udara pada bagian bawah lobang 4 potong bambu.
  • Sediakan bantal sekam ( berfungsi sebagai sekat penjaga kelembaban kompos, gas selama proses pembuatan kompos) dan penutup lobang dari sak / karung, agar lalat tidak dapat masuk ke dalam lobang proses kompos.
  • Larutan Manutta dan molasses dengan air secukupnya ( 2 tutup manutta bawah + 1 liter air + 50 cc molasses - berlaku kelipatannya ) untuk membasahi pupuk kandang dengan limbah organik yang mau diproses.
  • Larutan Manutta dipakai untuk membasahi pupuk kandang sampai mamel ( basah tetapi tidak sampai airnya menetes ) masukkan pupuk kandan ( sapi, kambing atau ayam ) secara merata pada bagian bawah dengan ketebalan +- 10 cm.
  • Selanjutnya masukkan limbah organik dan basahi dengan larutan Manutta dilakukan setiap kali menambahkan isi lobang, kemudian tutup dengan bantal sekam dan sak / karung.
  • Pembuatan bisa di lakukan secara sekaligus atau selapis demi selapis misalbya setiap dua hari ditambah sampah baru. Untuk menghindari terlalu panas maka setiap 7 hari perlu diaduk.
  • Pengomposan dinyatakan sudah selesai jika campuran menjadi kehitaman dan tidak berbau sampah. Pada minggu ke-1 dan ke-2 mikroba mulai bekerja menguraikan membuat kompos,sehingga suhu menjadi sekitar 40 drajat C s/d 60 drajat C. Pada minggu ke-5 dan ke-6 suhu kembali normal dan kompos sudah jadi.
C. Metode Komposter Sederhana
  1. Alat
  2. Bahan
  3. Cara Membuat




PAKET PUPUK POLA TERNAK SEHAT & AMANAH (PTSA)

Minggu, 29 Desember 2013

POLYBAG RAMAH LINGKUNGAN



Lahan sempit menahan anda untuk berkreasi atau berkarya? Itu bukanlah suatu alasan. Kenapa saya bilang begitu? karena kebanyakan orang saat ini hanya memanfaatkan lahan yang luas dan dapat menghasilkan hasil panen yang melimpah. Tapi bukan itu yang seharusnya kita cari melainkan bagaimana kita membudidayakan dan merawatnya. Allah menciptakan langit dan bumi untuk manusia. Langit di ciptakan supaya seimbang dengan adanya bumi yang butuh akan hujannya, sinar mataharinya.
            Karena banyak lahan / halaman rumah yang sekiranya bisa kita rombak menjadi lahan bercocok tanam. Dari sini saya memperluas kreasi karya lewat perombakan lahan / pekarangan rumah yang sempit dan berantakan menjadi tmpat media tanam yang ramah lingkungan dengan menggunakan media polybag.

ini contoh media tanam yang sudah ada tanaman yang berupa tanaman tomat dan terong.

Rabu, 18 Desember 2013

HIJAULAH BUMIKU



Sebagai pengenalan dari apa yang akan saya publikasikan tentang judul di atas, bisa di lihat GRUP FACEBOOK INI  BERILMU DENGAN VERTIKULTUR .
Jika sudah melihat pastikan anda ingin mencoba untuk menanam tanaman yang mungkin ingin anda tanam.
hehe saya cuma bercanda. kesannya seperti memaksa. Tidak ada unsur paksaan untuk mengikuti perkataan saya tadi kok. OK saya kira cukup pengenalannya tentang apa maksud dari judul di atas.